SABANA KABA, Tanah Datar—Kebiasaan Perantau Padang Gantiang Kecamatan Padang Ganting pulang kampung jelang lebaran Idul Fitri perlu dilestarikan, karena di saat itu lah para perantau dapat mengenalkan tentang kampung halaman kepada anak cucu yang lahir dan dibesarkan di rantau orang, sekali gus memupuk rasa cinta terhadap kampung halaman.
BACA JUGA : Bermoduskan Sakit Hati, Polisi Tangkap Tiga Terduga Pelaku Pembunuhan Berencana
Demikian dikemukakan Tokoh masyarakat Padang Gantiang Kecamatan Padang Ganting Elwad.D Ilyas kepada media ini di Batusangkar, Senin (01/04/2024), sehubungan dengan tradisi perantau Padang Gantiang tempo dulu yang kini sudah mulai berkurang.
“Jika anak cucu dibawa lebaran di kampung, bisa diperkenalkan siapa wali nagari sekarang, siapa warga Padang Gantiang yang terpilih jadi anggota DPRD Tanah Datar dan siapa pula yang terpilih menjadi anggota DPRD Sumbar,” tambah Elwad.
Ia menyebut, diantara generasi muda mungkin banyak yang belum tahu ulama besar yang di kampuang Sheh Tuanku Katapiang, muridnyo banyak di Banten, Jawa, Aceh Selatan dan Kuantan dan lain-lain.
Kepada cucu juga bisa diperkenalkan tentang Jajak Nabi, dimana letaknya, apakah benar ini situs purbakala yang menyerupai jejak nabi. “Walaupun ini cendrung sebuah legende, tapi perlu kita ketahui bersama dan anak cucu,” kata Elwad.
Dikatakan, sebenarnya masih banyak yang perlu diketahui tentang kekayaan alam Padang Gantiang seperti Air Terjun Tujuh Tingkat di Jorong Rajo Dani, Air Panas di Jorong Koto Gadang Hilir, Makam Tuan Kadhi di Tanjung Barisi Jorong Koto Gadang dan banyak lagi yang lain berbentuk kuliner dan sejarah tokoh masyarakat Padang Gantiang.
“Saya pernah ketemu dengan Buya Yusuf , tinggal di Talago Gunuang, mengaku murid Sheh Tuanku Katapiang dan belajar banyak tentang tarikat dan kitab kuning bersama ulama terkenal dari Padang Gantiang tersebut,” kata Elwad yang juga mengaku masih cucu dari Angku Katapiang.
Pensiunan ASN Pemkab Tanah Datar juga menyebut tentang cucu Angku Katapuang lainnya yang bernama Andrizal yang berdomisili di Kota Jambi. “Dari Andrizal ini saya mendapat penjelasan bahwa ada abak Angku Katapiang yang sangat tetkenak bernama Anas Djamin,” sambung Elwad.
Menurut penuturan Andrizal kepada Elwad, Anas Djamin pernah sekolah di Mesir tahun 1970 an, kemudian pernah bekerja di Kedutaan Mesir, Arabsaudi dan di Colombo. Kembali ke Indonesia pernah mengajar di IAIN Imam Bonjol serta terpilih jadi Anggota DPR dari Partai Golkar tahun 1976, namun ketika mau berangkat ke Jakarta ia mendadak meninggal.(WD)