Sabana Kaba, Tanah Datar—Proses Belajar Mengajar (PBM) secara tatap muka di Kabupaten Tanah Datar yang sebelumnya direncanakan dimulai 11 Januari 2021 besar kemungkinan tertunda lagi, karena belum ditemukannya kata sepakat pihak terkait.
BACA JUGA : Peduli Kesehatan Siswa Pontren, Kwarcab 0304 Tanah Datar Serahkan Alat Kesehatan
Hal tersebut terungkap dalam rapat koordinasi Forkopimda dengan Dinas Pendidikan, Kemenag, Dinas Kesehatan, Satpol PP, BPBD dan beberapa dinas lainnya yang diselenggarakan di Gedung Indo Jolito Batusangkar, Senin (4/5) pagi.
Forkopimda dan OPD terkait dalam rapat tersebut akan kembali mematangkan kesiapan sebelum dimulainya belajar tatap muka di sekolah. Kesiapan tersebut dapat berupa penerapan protokol kesehatan, transportasi, pengawasan terhadap peserta didik baik diluar maupun didalam sekolah, hingga biaya swab tes, penyemprotan desinfektan dan lain lain.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar Riswandi dalam kesemoatan itu mengatakan, sesuai SKB 4 Menteri yang dipahami oleh satuan pendidikan, orang tua dan sekolah sangat menyambut baik dengan dimulainya belajar tatap muka. Sebagian besar wali murid juga telah menyerahkan surat pernyataan persetujuan, dan sekolahpun telah meyiapkan segala sesuatunya sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Wacana yang kita apungkan, bersama jajaran Kemenag, akan dicoba memulai PBM dengan tetap mengacu pada SKB 4 menteri, meski demikian kesepakatan bersama akan menjadi acuan dimulainya sekolah tatap muka,” katanya.
Riswandi melanjutkan, meski tidak 100%, hampir seluruh sekolah di Tanah Datar telah siap untuk untuk memulai PBM tatap muka.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Tanah Datar Yesrita dalam menyambut belajar tatap muka, pihaknya siap untuk melakukan uji swab terhadap guru dan pegawai sekolah. Setidaknya, berdasarkan laporan yang diterima, terdapat 5821 guru dan pegawai dibawah naungan Disdik Tanah Datar, 1621 guru dan pegawai di bawah Kemenag Tanah Datar.
“Kecuali itu juga terdapat 1129 orang guru dan pegawai + 23 orang siswa boarding school SMA 3 Batusangkar dibawah Dinas pendidikan Provinsi Sumatera Barat. Sementara kesanggupan satu Puskesmas untuk satu swab satu hari sekitar 40 orang,” ungkap Yesrita.
Yesrita juga mengatakan, kasus COVID 19 di Tanah Datar saat ini sebanyak 851 orang, dimana 715 orang telah sembuh. Arti kata, di Tanah Datar masih terdapat sebanyak 108 orang yang positif COVID 19.
“Kami mencoba dari kasus yang ada ini melihat dari kelompok umur yang terkonfirmasi, kita liat dari bulan September paling banyak terkonfirmasi dari umur 16 – 18 tahun, usia SMA sebanyak 5 orang. Dibulan oktober paling banyak itu pada usia 7 – 12 tahun, usia sekolah SD sebanyak 8 orang. Kemudian pada bulan November terbanyak itu pada 16 – 18/19 tahun tetapi berimbang antara umur 7 – 12. Umur 7 – 12 tahun sebanyak 11 orang, umur 13 – 15 sebanyak 13 orang,” tutur Yesrita.
Sementara itu, Plt Bupati Tanah Datar Zuldafri Darma mengatakan, dalam rangka menyelamatkan kesehatan peserta didik di Tanah Datar, pihaknya akan kembali menyusun konsep yang matang dan professional.
“Nantinya akan ditindaklanjuti dengan rapat teknis oleh OPD terkait. Hasil dari rapat teknis tersebut maka akan lahir peraturan Bupati atau Instruksi Bupati kapan idealnya belajar tatap muka dilaksanakan di Tanah Datar. Apa ini akan menyeluruh di sekolah semua tingkat pendidikan atau kita akan lakukan klasifikasi terkait dengan jenjang pendidikan itu sendiri,” kata Zuldafri Darma.
Rapat kordinasi akan kembali dilanjutkan oleh OPD dan instansi terkait pada selasa (5/1). Rapat tersebut akan menentukan kapan dimulainya sekolah tatap muka dengan berbagai persiapan matang yang telah diapungkan dalam kordinasi bersama Forkopimda. (WD)