Pasangan Pengantin Cicipi Nasi Lamak Kuniang, Ada Rahasia Apa Gerangan

0
1155

Oleh : Wirmas Darwis, SE

Sabana Kaba, Budaya—Setiap Nagari (desa) di Minang Kabau atau Sumatera Barat memang memiliki berbagai tradisi dan budaya yang lebih dikenal dengan “Adat Salingka Nagari”. Tradisi atau adat istiadat yang diterapkan di Luhak Nan Tuo Tanah Datar mungkin saja berbeda dengan Luhak Agam dan Luhak 50 Kota.

BACA JUGA : Simpan Sabu di Kotak Mainan Anak-Anak, Seorang Nelayan Ditangkap Polisi

Salah satu tradisi yang masih diterapkan dalam prosesi pernikahan atau pesta perkawinan di Nagari Padang Ganting Kecamatan Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar adalah berupa mencicipi “Nasi Lamak Kuniang” atau di Pulau Jawa disebut Nasi Tumpeng.

Tradisi makan Nasi Lamak Kuniang ini tidak hanya dilaksanakan dalam acara “Alek” di dalam Nagari Padang Ganting, tetapi kadang-kadang juga dilaksanakan diluar nagari bersangkutan, bahkan diluar daerah kabupaten Tanah Datar.

Ketika Wawako Sawahlunto Zohirin Sayuti, SE menggelar pesta perkawinan keponakannya Gustia Viva Rina dengan Raudi Mulyadi sama-sama asal Padang Ganting Minggu (21/03/21) juga dilengkapi dengan acara makan Nasi Lamak Kuniang.

Seperti biasa, Nasi Lamak Kuniang yang terbuat dari beras ketan dimasak dengan santan kelapa serta dibumbui kunyit ini disediakan oleh bakonya atau keluarga dari pihak bapak. Makanan yang disediakan diatas piring ini konon punya arti tersendiri bagi pasangan pengantin dalam kehidupan berumahtangga kedepan.

Berdasarkan cerita yang didapat ditengah-tengah masyarakat Padang Ganting, dalam mencicipi Nasi Lamak Kuniang ini dianjurkan secara bersama-sama. Dengan kata lain tangan kedua pengantin sama-sama menjangkau Nasi Lamak Kuniang dalam waktu bersamaan.

Kebersamaan mengambil Nasi Lamak Kuniang ini diartikan sebagai akan terjadi kesimbangan, pasangan suami isteri akan saling mengisi kekurangan, hidup damai dan tentram terjauh dari pertengkaran dan pertikaiaan.

Terlepas dari benar atau tidaknya, cerita yang berkembang ditengah-tengah masyarakat ini, yang jelas dari awal perjalanan rumah tangga mereka sudah didahului dengan sikap kebersamaan mencicipi makanan “Satu Rasa, Satu Selera” yang disaksikan oleh pihak keluarga.(***)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here