Sabana Kaba, Tanah Datar—Pembangunan Resi Gudang yang berlokasi di Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas ini mempunyai arti yang cukup bersar bagi para petani di Kabupaten Tanah Datar, terutama jika dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk penyimpanan produk pertanian dan komoditi perdagangan lainnya.
“Gedung ini sudah cukup lama semenjak tahun 2009, tetapi asset daerah yang menelan biaya pembangunan cukup besar tidak kunjung dimanfaatkan sebagai resi gudang yang jelas akan menguntungkan para petani,” kata Kepala Dinas Koperindag Tanah Datar Marwan, SE ketika membuka secara resmi pelatihan teknis pemanfaatan resi gudang di Saruaso, Kamis (30/8).
Dikatakan, sebagai orang baru dan sekitar satu minggu bertugas sebagai Kepala Dinas Koperindag, kita mencoba untuk menjalin kerjasama dengan pihak Kementerian Perdagangan RI, terutama dengan Bappebti atau Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Alhamdulillah kita bisa melaksanakannya hari ini.
Ia mengakui, selama ini para petani banyak mengeluh, karena disaat petani panen raya harga anjlok atau murah, pada hal mereka memerlukan uang pasca panen tersebut, baik untuk menutupi biaya produksi maupun untuk biaya hidup. Dengan adanya resi gudang ini diharapkan hal tersebut dapat teratasi.
Lebih jauh Marwan mengatakan, dalam percepatan pembangunan di sektor Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan ini ada tiga target utama yang harus dituntaskan dalam waktu dekat. Pertama menyangkut dengan resi gudang ini, kemudian pasar kuliner di Pasar Papan dan ketiga berkaitan dengan Rumah Kemasan di Kubu Rajo Lima Kaum.
“Ketika bentuk tersebut akan dikerjasamakan dengan pihak Perusahan Daerah Tuah Sepakat Tanah Datar dan sekarang mereka sedang menyusun perencanaan dan segera akan dilakukan MoU,” kata Marwan.
Semetara itu Kasubag Penguatan Kelembagaan SRG (Sistem Resi Gudang) Kementerian Perdagangan RI Meindro Bayu Kusworo sebagai narasumber dalam kesempatan tersebut mengatakan, resi gudang di Indonesia dimulai sejak 2006, sistem resi gudang bertujuan memberdayakan para petani dalam pemanfaatan produksi pertanian.
“Resi gudang ini muncul ketika timbul pertanyaan, kenapa kesejahteraan petani tidak berbanding tegak lurus dengan kemajuan teknologi, ternyata setelah diselidiki erat kaitannya dengan harga produk di saat panen,” kata Meindro menambahkan.
Dijelaskan, penyimpanan di gudang dapat membantu petani mununda penjualan produknya hingga harga lebih mahal cuma saja kendalanya, petani butuh uang disaat produknya di panen, sehingga dengan kondisi murah sekalipun produk tersebut harus mereka lepas di pasaran.
Untuk mengatasi hal tersebut pencetus ide resi gudang mencoba menjalin kerja sama dengan pihak perbankan. Dengan mengeluarkan resi gudang dapat dijadikan sebagai anggunan di Bank, sehingga kebutuhan uang mendesak petani di saat pasca panen dapat teratasi dan produknya yang disimpan di resi gudang juga dapat dijual ketika harga mahal.(WD)8