Berwisata ke Andaleh Baruah Bukik, Nikmati Niro Talua Minuman Khas Penambah Vitalitas

0
601

Oleh : WIRMAS DARWIS, SE

Berkunjung ke Tanah Datar belumlah lengkap, jika tidak mampir ke Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang. Nagari yang terletak di kaki Puncak Pato Bukik Marapalam ini ternyata memiliki potensi yang cukup banyak, baik potensi alam, wisata maupun kuliner dan budaya.

BACA JUGA : Usai Dilapori Kapolda Sumbar, Kapolri Lystio Minta Pelaku Penembakan Kasat Reskrim Polres Sosel Ditindak Tegas

Apa lagi warganya yang cukup ramah dan suka menanti orang yang datang, membuat nagari ini semakin banyak dikunjungi wisatawan. Selain sektor pertanian berupa areal persawahan yang cukup indah, juga sektor perkebunan yang membuat orang betah berada di Andaleh Baruah Bukik.

Nagari yang dipimpin Wali Nagari Afrizal ini memiliki potensi perkebunan seperti cassiavera dan pohon aren. Melihat dari dekat bagaimana petani mengolah pohon cassiavera untuk diambil kulitnya, boleh dibilang cukup menarik juga bagi wisatawan, terutama wisatawa yang berasal dari perkotaan.

Belum lagi, jika ditelusuri pengolahan pohon aren yang cukup beraneka ragam seperti pengambilan nira untuk pembuatan gula aren, pengambilan buah aren untuk dijadikan buah tap dan ijuknya untuk dijadikan atap rumah gadang serta pakaian cimuntu.

Bagi wisatawan yang tidak punya banyak waktu melihat tentang relung-relung kehidupan masyarakat Andaleh Baruah Bukik dapat menikmati Nita (Niro Talua) yang disuguhkan oleh wanita penjaga warung di Jorong Baruah Bukik.

Niro talua (nira telur) ini merupakan minuman tradisional khas Nagari Andaleh Baruah Bukik, Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat yang kini semakin dikenal dan diminati di kalangan masyarakat, baik dalam maupun luar daerah.

Jika minum teh talua mungkin sudah familiar bagi banyak orang, namun menikmati segelas niro talua lain pula sedapnya dan konon penuh dengan khasiat karena selain manis dan segar juga kaya akan protein serta dapat meningkatkan vitalitas.

Menurut Wali Nagari Afrizal, sekitar 40 persen warganya mengantungkan hidup dari manfaat pohon aren, baik itu dalam bentuk mengolah nira menjadi gula aren dan gula semut maupun menjual lansung nira arennya.

“Tidak mengherankan, jika pagi hingga sore Nagari Andaleh Baruah Bukik seakan-akan tidak berpenghuni, mengingat sebahagian warganya memang sibuk dengan kehidupan sehari-hari. Warga akan ramai kelihatan semenjak jam 17.00 Wib hingga malam hari,” tutur Afrizal.

Sebetulnya kita masih memiliki potensi wisata lainnya seperti Air Terjun Baburai, Ait Batu dan lain- lain, namun disebabkan belum didukung olen infrastruktur, hingga sekarang objek wisata terpendam itu belum banyak mendatangksn hasil dalam peningkatan perekonomian masyarakat.

“Kecuali itu, kita punya seni budaya tersendiri berupa cimuntu yang ditampilkan selama seminggu lebaran Idul Fitri serta pada Festival Pesona Minang Kabau bulan Desembet,” kata Wali Nagari Afrizal mengakhiri.(***)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here