SABANA KABA, Tanah Datar–Pembangunan Hunian Tetap (Huntap) berupa rumah relokasi terpadu bagi korban bencana banjir bandang, banjir lahar dingin dan longsor dibeberapa tempat di Kabupaten Tanah Datar beberapa waktu lalu, Kamis (12/09/2024) mulai dibangun di Ladang Laweh Jorong Rambatan Kecamatan Rambatan.
BACA JUGA : Sungai Tarab Gelar Musrenbang, Seknag Syufrihadi Sampaikan Realisasi APB Nagari Tahun 2024
Pembangunan Huntap tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah didampingi Bupati Tanah Datar Eka Putra, Ketua TP-PKK Provinsi Sumatera Barat Ny. Harneli Mahyeldi dan Kabupaten Tanah Datar Ny. Lise Eka Putra, perwakilan BP2P Sumatera III, jajaran Forkopimda Tanah Datar dan lainnya.
Bupati Tanah Datar Eka Putra menjelaskan, dalam relokasi terpadu tersebut akan dibangun rumah untuk korban bencana sebanyak 60 unit di atas lahan seluas 3,8 Ha.“Di lokasi ini akan dibangun 60 unit rumah untuk korban bencana alam yang terjadi 11 Mei lalu, ini program relokasi terpadu. Ada juga program relokasi mandiri yang lokasinya disiapkan kaumnya menyebar di seluruh kabupaten Tanah Datar, ini juga sudah disiapkan dananya,” kata Bupati.
Bupati menyebut pembangunan ini adalah bentuk koordinasi dan kerjasama yang baik dari seluruh lapisan, semua terlibat mulai dari korban ke jorong, ke nagari, kecamatan, kabupten lalu ke Pemerintah Provinsi hingga Pemerintah Pusat, sehingga dapat terlaksana hari ini peletakan batu pertama pembangunan rumah relokasi ini.
Selain pembangunan rumah relokasi, kata Bupati, dalam upaya penanganan pasca bencana, pemerintah juga telah dan akan melaksanakan banyak pembangunan lainnya diantaranya pembangunan EWS, Sabo dam, pelaksanaan normalisasi sawah terdampak dan juga telah menerima berbagai bantuan lainnya.
Senada dengan itu Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah berharap
rumah dan lahan juga seluruh fasilitas yang disediakan dapat dimanfaatkan warga relokasi dengan baik, karena merupakan komitmen pemerintah, baik itu Presiden, Pemerintah Provinsi hingga kabupaten.
“Jika ada warga yang terkena musibah, maka akan diatasi baik ketika kejadian maupun setelah bencana. Ini bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah dari pusat sampai ke daerah. Bapak/ibu tidak pernah ditinggalkan,” katanya.
“Selain rumah, ada banyak fasilitas yang disiapkan. Saya lihat ada musholla, ada juga balai warga, tambah juga nanti taman, disana tempat berkumpul bersilahturahmi warga disini. Ada juga lahan pertanian seluas 20 Ha. Manfaatkan ini. Bikim kelompok tani. Mungkin juga nanti bisa salah satu warga disini menjadi koordinator BBI ini. Jadikan ini pusat pembibitan untuk nanti ditebar ke berbagai daerah di Sumatera Barat,” tambah.(WD)