Oleh : Ampera Salim.
Suatu sore, saya lupa tanggal dan bulannya. Sekitar awal tahun 1987, Balai Wartawan Tanah Datar dekat Terminal Jati Batusangkar, saya datangi hendak berjumpa seorang kawan sama sekolah. Sebelum kawan itu tiba di balai itu, saya bertemu seorang Uda pakai kaos bertulis Harian Haluan di lengan bajunya.
BACA JUGA : Ciptakan Rasa Nyaman, Polisi Tertibkan 30 Unit Motor Kanalpot Tak Standard
Saya langsung menebak, “Uda wartawan, ya?”.
Dia menjawab sambil senyum, “Uda hanya numpang duduk di sini!”.
“Tapi baju Uda kok ada pakai Harian Haluan?” tanya saya lugu.
“Iya ini baju dari Surat Kabar Harian Haluan. Uda memang menulis berita untuk haluan,” jawabnya sambil senyum lagi.
Setelah itu kami berkenalan dan terasa akrab. Saya langsung minta diajarkan bagaimana bisa pula jadi wartawan. Uda WD yang baru saja saya kenal, mengatakan, buatlah berita nanti berikan kepadanya.
Besok paginya, SMA Batusangkar kedatangan tamu dari Polres Tanah Datar. Bapak kepala sekolah mengumpulkan murid untuk mendengarkan arahan dari pihak Polres, tentang pentingnya memiliki SIM dan perlunya hati-hati berkendaraan di jalan raya.
Saya mencoba menulis berita kedatangan Kasatlantas Polres itu. Saya ketik semua yang saya dengar tanpa memperhatikan tanda baca: titik, koma. Tulisan itu saya antarkan ke rumah Uda WD yang tidak jauh dari tempat kost saya di Sigarunggung.
Uda WD membaca. Setelah itu dia tersenyum dan mengatakan, “Sesak napas Uda membacanya. Tidak ada titik komanya, Dinda.”
Besok harinya saya sedang mandi di pincuran. Uda WD datang dan menghampiri saya. “Ini berita yang kemarin itu. Sudah Uda ulang ketiknya. Perhatikan ya. Uda mau mengirim yang aslinya ke Padang,” katanya sambil meninggalkan berkas ketikan pakai kertas karbon.(Bersambung)
Penulis : Kepala Dinas Kominfo Kota Padang Panjang
