Banjir Bandang Landa Pasia Laweh, Sabodam yang Dibangun Tahun 2010 Banyak Membantu

0
1166

SABANA KABA, Tanah Datar—Dibangunnya Sabodam di Sawah Kawangan Jorong Lurah Ampang Nagari Pasia Laweh Kecamatan Sungai Tarab tahun 2010 semasa kepemimpinan Bupati Tanah Datar M.Shadiq Pasadigoe dinilai cukup membantu untuk mengurangi korban jiwa akibat hantaman banjir bandang yang terjadi Sabtu 11 Mei 2024.

BACA JUGA : Berkat Kerja Keras Tim BMK Bagas, TNI AD dan Masyarakat, Jembatan Sungai Lona Aro Sudah Bisa Dilewati Kembali

“Untung ada Sabodam, karena dengan adanya pengendalian bencana ini telah membantu korban jiwa di Pasia Laweh pada Sabtu malam tersebut,” kata Wali Nagari Pasia Laweh Hidayat Dt.Paduko Sirajo kepada media ini di kantornya beberapa hari lalu.

Dikatakan, musibah banjir bandang tempo hari boleh dibilang tidak ada korban jiwa, kecuali tetjadi kerusakan rumah, baik ringan, sedang maupun berat, sehingga jumlah warga yang diungsikan sekitar 114 orang. Tetapi sekarang sudah tidak lagi dimpengungsian, mereka sudah kembali dan yang rumahnya parah, memilih menumpang di tempat kaum kerabat.

“Jika kita amati, kenapa korban nihil di Pasia Laweh, jawabannya tidak terlepas dari adanya Sanodam, disamping pertolongan Allah SWT, mengingat dengan adanya Sabodam batu-batu besar dan kayu yang dihanyutkan banjir dapat tertahan.

Sabodam sendiri bila diartikan merupakan suatu sistem pengendalian bencana alam aliran yang membawa endapan (sedimen), seperti bajir bandang, aliran material vulkanik (tefra dan lahar), dan pergerakan tanah, yang didirikan pada jalur aliran di pegunungan.

Bencana alam aliran bersifat sangat merusak karena membawa endapan yang membuat momen dan massa alirannya menjadi lebih besar dari pada hanya air saja. Bendung Sabodam, walaupun memiliki kemiripan bentuk dengan bendungan pengatur air, lebih ditujukan bagi penghentian laju endapan sehingga bagian hilir tidak banyak terdampak oleh potensi bencana. Sabo mengurangi kecepatan aliran dan mengendapkan sedimen bawaan.

Tokoh masyarakat Pasia Laweh Zulherman atau yang lebih populer dengan panggilan Mak Man Zaman mengatakan, dulu ketika mau dibangun banyak yang kurang setuju, namun karena ini adalah tanah ulayat kita, ya kita memberanikan diri menandatangani suratnya.

“Peristiwa galodo yang sempat menimbulkan korban jiwa puluhan tahun silam, kini terulang kembali, namun karena sudah dibangun Sabodam, Alhamdulillah laju bebatuan dan kekayuan dapat ditahan,” tutur Mak Man.(WD)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here