Muhammad Idrus : Masyarakat Jangan Sampai Terjebak Politik Uang dalam Pileg

0
1299
Muhammad Idrus ngomong masalah politik uang dalam Pemilihan Legislatif

SABANA KABA, Tanah Datar—Tokoh masyarakat Tanah Datar Muhammad Idrus kembali mengingatkan masyarakat Tanah Datar untuk tidak terjebak “Politik Uang” dalam Pileg (Pemilihan Legislatif) yang akan digelar bulan Februari tahun 2024, karena cara yang demikian jelas akan merugikan nagari dan daerah.

BACA JUGA : Tangkap Seorang Pria di Lintau Buo, Tim Tarantula Amankan 14 Paket Sabu-sabu

“Jujur saja, setiap kali mendekati pemilu, para calon anggota legislatif sudah kasak-kasuk mengumbar janji manis kepada masyarakat. Tidak jarang juga sebagian dari mereka menebar amplop berisikan uang atau bingkisan sembako,” kata Muhammad Idrus dari Nagari Lima Kaum ini menambahkan.

Menurut Idrus, secara sadar atau tidak, mereka telah melakukan politik uang, sebuah praktik koruptif yang akan menuntun ke berbagai jenis korupsi lainnya. Ia bertanya apakah ini yang kita inginkan, tentu tidak.

Melakukan diskusi dengan berbagai awak media di Batusangkar, Sabtu (08/07/2023), Muhammad Idrus selanjutnya mengatakan politik uang (money politic) merupakan upaya memengaruhi pilihan pemilih atau penyelenggara pemilu dengan imbalan materi atau yang lainnya. Dari pemahaman tersebut, politik uang adalah salah satu bentuk suap.

“Jika kita masih dengan kenikmatan sesaat ini tentu akan memunculkan para pemimpin yang hanya peduli kepentingan pribadi dan golongan, bukan masyarakat yang memilihnya. Dia merasa berkewajiban mencari keuntungan dari jabatannya, salah satunya untuk mengembalikan modal dalam kampanye,” tutur Idrus.

Akhirnya setelah menjabat, tentu akan melakukan berbagai kecurangan, menerima suap, gratifikasi atau korupsi lainnya dengan berbagai macam bentuk. Tidak heran jika politik uang disebut sebagai induknya korupsi.

Ia juga mengatakan, politik uang telah menyebabkan pelaksanaan demokrasi berbiaya mahal. Selain untuk jual beli suara, para kandidat juga harus membayar mahar politik kepada partai.

”Stop politik uang, jika kita berharap pemimpin, anggota legislatgif yang berkualitas. Jika saja pemilih mau menentukan pilihannya karena dibayar Rp.100 ribu. Coba kita bandingkan nilai suara kita bila dibagi, Rp. 100 ribu tersebut untuk 5 tahun, perbulannya hanya Rp.20 ribu dan perharinya cuma Rp.55,5. Bayangkan nilai itu lebih murah dari bayaran masuk ke toilet umum,” kata M Idrus.(WD)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here