LoBatusangkar, (SK)—Penyuluh Swadaya Tanah Datar Syafruddin menulis Surat Terbuka kepada Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan Sabtu (28/7) tentang sosusi mengatasi bau Kali Item yang cukup menyengat dan diperkirakan dapat mengganggu kenyamanan para atlet dari berbagai negara dalam pelaksanaan Asian Games di Jakarta.
Syafruddin yang beralamat di Jorong Rajo Dani Nagari Padang Ganting Kecamatan Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar Sumbar ini sehari-harinya merupakan peternak/budidaya itik bergelut dengan bau busuk dan menyengat dan juga menimbulkan bau tak sedap.
“Menyikapi berita dari Indozone.id di instagram tentang masalah Bau Menyengat Kali Item saya mencoba untuk ikut berpartisipasi atau lebih tepatnya mencoba menawarkan solusi kepada bapak agar hal tersebut dapat teratasi,” tulis Syafruddin yang lebih akrab dipanggil Yap ini dalam suratnya.
Dalam surat tersebut Yap juga menyebutkan, ia berteman dengan seorang Profesor peneliti di Universitas Andalas dan menyanggupi memberi solusi untuk permasalahan yang Bapak alami sekarang (menghilangkan bau Kali Item).
Menurut Yap peneliti ini menemukan formula alami untuk penghilang bau tersebut, bahan tersebut telah digunakan juga untuk ternak dan juga lingkungan, seperti menghilangkan tahi kucing yang baunya menyengat, untuk septi tank baunya bisa hilang dan airnya juga bisa jernih, unntuk air limbah rumah yang tergenang dan untuk membuat kompos dari kotoran sapi atau ayam tanpa bau.
“Karena Bapak Anis Baswedan adalah salah satu idola saya, serta Bapak juga konsen dan serius atas para peneliti dan penemu semasa jadi Menteri Pandidikan, Jadi untuk Kali Item ini Saya tawarkan solusi ini kepada Bapak untuk mengatasi bau menyengat dari Kali Item tersebut,” tambahnya.
Syafruddin dalam surat tersebut juga ingin tahu berapa Panjang, Lebar dan Dalam dari Kali Item, terutama untuk menghitung jumlah kebutuhan yang dibutuhkan untuk menghilangkan bau.
Kepada Gubernur DKI Yap juga memberi tahu tentang penemu/peneliti ini menyatakan Insya Allah sanggup dan bisa mengatasi bau Kali Item ini. Penyuluh Swadaya ini belum mau menyebutkan namanya, dengan alasan peneliti ini orang rendah hati dan pernah berkata kalau penemuannya ini hanya ingin dipakai untuk rakyat kecil dan tidak dijual ke perusahaan besar.
“Karena kalau sudah dibeli oleh perusahaan besar, maka harganya akan mahal dan petani-petani khususnya rakyat kecil akan sulit untuk membelinya. Beliau hanya ingin petani/peternak kita juga punya harga diri dan berdaulat,” tulis Yap mengakhiri suratnya.(WD)