SABANA KABA, Lampung—Semakin menjamurnya rumah makan di Kota Bandar Lampung ternyata tidak menyurutkan semangat Napolion alias Oyon dan isterinya Ely Suriyanti dalam menghadapi tantangan yang semakin berat. Ia tetap tegar menghadapi segala tantangan yang semakin berat.
BACA JUGA : EIBOS Diresmikan Kamis Lusa, Rombongan Emersia Hotel Batusangkar OTW Lampung
Pasangan suami isteri Pemilik Rumah Makan Simpang Tigo asal Padang Ganting Kecamatan Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar ini mengaku telah memulai dibidang kuliner imi semenjak tahun 1999, kondisi bangunan yang sangat sederhana dan tergolong kecil.
“Alhamdulillah, berkat keyakinan kita dalam berusaha, usaha rumah makan ini ternyata dapat sambutan dari konsumen, terutama personil Brimob, karena kita membuka usaha memang sekitar Markas Brimob,” tutur Elly Suryani (53 tahun) menuturkan kepada www.sabanakaba.com ketika makan malam di warungnya di Bandar Lampung, Rabu (10/07/2024).
Ia menyebut, waktu itu rumah makan belum begitu banyak, tidak seperti sekarang yang semakin menjamur. Namun demikian, pelanggan yang sudah terbiasa dengan masakan Padang seperti rendang, kalio dan lain-lain masih tetap setia membeli masakan yang disediakan.
Ia bersyukur kepada Allah SWT, berkat rezeki yang diberikan sudah bisa memiliki rumah dan kedai tersendiri, sehingga tidak menyewa lagi, bahkan dengan pertolongan Allah juga kita sudah diberikan kesempatan menunaikan ibadah haji ke Mekkah sebanyak dua kali.
“Bukan hanya, kita yang meliliki tiga anak, dua diantaranya sudah menamatkan pendidikan di Perguruan Tinggi, semantara yang satu orang lagi baru tamat SMA,“ tutur seraya sesekali keluar bahasa Padang Gantingnya.
Ketika ditanya kepada H.Oyon, kenapa bisa bertahan ditengah-tengah menjamurnya rumah makan saat ini, putra Body Jorong Koto Gadang Padang Ganting ini mengatakan sebagai tidak terlepas dari tetap mempertahankan kualitas atau rasa masakan serta berlaku ramah terhadap pelanggan.
“Apalagi kit menjual dengan harga terjangkau mulai dari Rp.12.000,- sampai dengan Rp.23.000,’ membuat pelanggan tetap senang dan tetap kembali ke warung kita,” H.Oyon yang rajin ke masjid tersebut menambahkan.
Sementara perantau lainnya Noerfikal alias Al (67 tahun) yang juga pernah membuka rumah makan di Kota Bandar Lampung mengatakan, berusaha di bidang rumah makan cukup mengasyikkan.”Saya kalau masih diizinkan anak-anak masih mau membuka usaha kuliner ini, namun karena usia hampir mencapai kepala tujuh, kata anak-anak papa sekarang tidak usah repot-repot lagi,” tambah Al.(WD)