Sabana Kaba, Tanah Datar—Banyaknya kaum wanita yang terlibat dalam pengedaran narkoba akhir-akhir ini boleh jadi kesalahannya adalah akibat tidak jelasnya rumusan masalah , kebijakan, program, dan kegiatan tentang perempuan, baik sebagai individu, sebagai istri maupun sebagai ibu bagi anak-anaknya.
“Kebijakan tidak didasarkan atas analisis yang komprehensif tentang perempuan sehingga rumusan masalah nya tidak akurat,” kata Pengamat Sosial Basrizal Dt. Penghulu Basa ketika mrnjawab pertanyaan sabanakaba.com, Senin (9/9) sehubungan dengan banyaknya kaum wanita yang terlibat pengedaran narkoba.
Kesemuanya itu mengakibatkan turunnya program dan kegiatan yang tidak menyelesaikan masalah. Perempuan masih dilihat sebagai objek yang dimobilisasi dan dieksploitasi untuk kepentingan politik jangka pendek, baik itu berupa kegiatan jalan-jalan, baju seragam dan selfie-selfie bersama pejabat.
Ia berpendapat, ketahanan institusi rumah tangga semakin melemah, hampir semua anggota keluarga menghabiskan waktunya diluar rumah, jarang berkumpul di rumah, sehingga komunikasi sesama keluarga tak lagi terjalin dengan baik.
“Tingginya angka perceraian, banyaknya kasus pelecehan seksual, KDRT, bahkan Narkoba melibatkan kaum perempuan yang cendrung meningkat semakin merisaukan kita semua,” kata Basrizal menjelaskan lagi.
Kemudian yang tak kalah pentingnya berkaitan dengan soal keteladanan, karena masyarakat kita merupakan masyarakat yang paternalistik, maka contoh teladan dari para petinggi di Daerah ini terutama jajaran pemerintahan amatlah diperlukan.(WD)