SABANA KABA, Tanah Datar—Sering bocoran saluran air PDAM di Kota Batusangkar akhir-akhir ini ternyata tidak terlepas dari usia pipa yang cukup tua, mencapai 40 tahun. Kondisinya sudah mulai keropos dan bila tergilas kendaraan permukaan tanah diatasnya sering terjadi kebocoran.
BACA JUGA : Peduli Petani Tanah Datar, Anggota DPRD Sumbar Hendra Irwan Rahim Bantu 18 Mesin Bajak
Direktur PDAM Tanah Datar Muhammad Nazwir, S.Pt ketika dihubungi di ruang kerjanya Selasa (118/10/2022) membenarkan, jika sering terjadi kebocoran pipa PDAM di Kota Batusangkar dan sekitarnya, salah satu disebabkan usia pipa sudah cukup lama, mencapai 40 tahun.
“Ironisnya, pipa berusia lanjut tersebut bila diperbaiki kadang-kadang menemui masalah, karena asesoris perawatannya tidak tersedia lagi dipasaran, sehingga kita terpaksa main akal-akalan dalam memperbaikinya, yang penting pelayanan terhadap masyarakat tidak terganggu,” M.Nazwir yang lebih akrab dipanggil Mak Win ini menambahkan.
Dikatakan, masalah jaringan PDAM ini jika diusulkan melalui APBD Tanah Datar jelas dana daerah tidak memungkinkan, mengingat biayanya yang harus disediakan untuk itu cukup besar sekali, mencapai milyaran rupiah.
“Sebahagian sudah coba diatasi dengan memasang pipa hitam, namun untuk pipa induk tentu PDAM tak sanggup membiayainya, apalagi pipa induk itu harus diganti secara menyeluruh, tidak bisa sebahagian-sebahagian,” tutur Direktur PDAM.
Untuk melakukan penggantian ini, kita sudah mencoba menelusuri ke Bappenas di Jakarta dan kemana saja yang memungkinkan untuk membantu perbaikan jaringan PDAM tersebut, namun karena keterbatasan anggaran saat ini, harapan segenap warga itu belum dapat direalisir.
“Yang jelas, sebagai wujud memelihara kepercayaan pimpinan, kita tetap berupaya meninggatkan pelanggan, semulanya aktif 18.000 pelanggan dan sekarang sudah menjadi 21.000 pelanggan, bahkan akan bertambah lagi 1.500 pelanggan,” kata Nazwir.
Sementara itu Bupati Tanah Datar priode 2005-2015 M.Shadiq Pasadigo ketika dihubungi mengatakan, untuk meperjuangkan biaya yang cukup besar tersebut membutuhkan perwakilan di pusat, baik di DPR RI maupun di Pemerintahan. Siapa yang akan dipilih guna memperjuangan aspirasi masyarakat Tanah Datar tersebut tentu orang yang tau dan bisa berjuang untuk menerima aspirasi masyarakat.
“Contoh, Istano Basa tidak akan bisa terbangun secepat itu, kalau tidak ada Pak JK dengan Ibu Mufidah JK, uang Tanah datar hanya Rp.100,- juta dalam pembangunan Istano Basa , gedung Nasional yang mencarikan dana alamarhum Pak Taufik Kemas suami Megawati orang Sabu Batipuah dan lain-lain,” ujar Shadiq.(WD)